Skip to main content

KAJIAN: Perempuan dan Iman


07.30 WIB

Beruntunglah seseorang yang memiliki wanita salihah.

Karena apabila telah lurus fitrahnya maka semua orang yang ada di sekitarnya akan menjadi beruntung.

.

Abdullah bin Amr Radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salihah (HR. Muslim)

.

Dan Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda kepada Umar ibnul Khatab radhialllahu ‘anhu:

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri salihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan menaatinya, dan bila ia pergi si istri akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud).

.

Sebaik-baiknya perniagaan atau simpanan bagi seorang lelaki adalah Wanita atau istri yang salihah. Seseorang yang memperolehnya maka ia akan beruntung, sebagaimana penjabaran dari ceramah Ustaz Oemar Mita yaitu:

1.       Suaminya beruntung karena ia mendapatkan penguat menuju akhirat dalam keadaan konsidi hatinya tenang.

2.       Jika yang mendapatkan wanita salihah adalah orang tuanya. Bukankah anak perempuan salihah yang terjaga kesuciannya akan menjadi sutra dan penghalang bagi kedua orang tuanya dari api neraka.

3.       Jika yang mendapatkan wanita salihah adalah seorang anak (wanita itu menjadi ibunya). Bukankah anak itu ketika mendapati ibunya salihah berarti kemungkinan ia menjajdi salih/salihah, karena janin yang taat lahir dari rahim yang taat.

.

Jika cita-citamu sebagai perempuan adalah mencetak generasi ulama akhir zaman. Maka paksakan dirimu untuk meninggalkan dosa sekecil bahkan sebesar apapun, karena kecil kemungkinannnya para ulama dilahirkan dari rahim seorang perempuan pembuat dosa.

Asal kau tahu, wahai perempuan salihah?

Para imam besar dan hebat dilahirkan dari pasangan suami-istri yang salih dan salihah, yang di dalam hatinya memiliki iman dan ketakwaan yang kuat. Hingga Allah percaya pada kalian untuk mengamanahkan seorang anak yang akan menjajdi imam/ulama’ di dalam rahim seorang perempuan yang tangguh dan kuat ketakwaannya kepada Allah.

.

.

Dikutip dari berbagai kajian yang membahas tentang perempuan: kekuatan imannya, penjagaan dirinya, dan mulia serta sucinya dirinya.

Sumber hadist: https://asysyariah.com/istri-salihah-keutamaan-dan-sifat-sifatnya/

.

Tulisan ini sebagai pengingat diri sendiri.

Jazakumullahu khayran telah menjadi pembaca.

Semoga bermanfaat 😊

Comments

Popular posts from this blog

SAJAK: Malam-Pengantar Tidur

  Malam menjadi saksi akan kebisingan yang semakin riuh menggemparkan jiwa raga. Gulita adalah senyap yang menjadi perantara antara jiwa satu dan jiwa lainnya berbicara. Dalam kesunyian, aku semakin larut dalam lautan samudra pada sebuah rasa dan kisah yang tak tau sampai kemana akarnya. Tak ada lagi tanda tanya, yang ada hanyalah kehidupan yang mengalir seperti air mengalir. Naik, turun, berliku, dan terjal. Yang tertinggal hanyalah ada daku seorang diri. Menikmati riuhnya gemericik air yang mengalir deras dalam jiwa. Menyampaikan perihal asa, rasa, cita, cinta, dan rindu. Membuncah, membara, menggelora, menggema, menempati ruang waktu yang begitu luasnya seorang diri. Dingin.... Senyap...... Lengang...... Gelap.............. Daku terduduk, memeluk erat kedua lutut kaki dan menunduk takut untuk melihat bagaimana pahitnya sebuah kenyataan dalam kehidupan. Lalu Tuhan meminta daku untuk memejamkan mata. Meminta mengabaikan semua rasa. Mendekat, lalu berbisik: "Puan kini hari semakin

Hujan Malam Ganjil

Saat itu hari selasa, 4 Mei 21. Malam rabu, malam ke-23 ramadhan. Pasca maghrib, gerimis turun tanpa diundang. Allahumma shayyiban nafi'an... (Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat). Lalu mulai berbagi cerita tentang pelaksanaan sholat tarawih malam ke-23. "Buk, gerimis... !" Ungkapku saat itu. "Waduh, gimana yang mau sholat tarawih ini, apa sholat di kos aja ya. Tapi siapa yang ngimamin?" Saran sekaligus tanya seorang ibu salah satu tetanggaku. "Bapak aja bu. Saya mau jadi imam tapi cowok-cowoknya usir dulu ke masjid hahaha." Candaku padanya. "Gampang, pakek payung aja wes." Sarannya. Lalu teringat, bahwa semakin besar ujian. Maka juga semakin besar pahalanya. Saat itu aku mengajak salah satu temanku untuk pergi ke masjid. Iya, saat itu tidak pergi dengan ibu yang merupakan tetanggaku karena kita melaksanakan tarawih di tempat yang berbeda. Aku dan temanku berjalan kaki ke masjid dan tidak membawa payung. Hanya gerimis, awalnya. Lalu se